Sikap Manusia atas Petunjuk Allah...
إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا
( ٣ )
Terjemahan:
"Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir."
(QS. Al-Insaani (76): 3)
Ayat ini memberikan
petunjuk pada manusia bahwa sesungguhnya Allah telah menunjuki ke jalan yang
lurus dan penuh kebaikan.Ada manusia yang bersyukur atas petunjuk-petunjuk
tersebut dan ada pula yang kafir dan tersesat.
Terdapat kata "Sabil" yang
dalam ayat ini yang menggambarkan tentang keinginan Allah terhadap manusia
yakni membimbing manusia kepada hidayah-Nya. "Sabil" lebih tepat diartikan sebagai petunjuk-petunjuk dari
pada jalan. Petunjuk-petunjuk tersebut dapat diperoleh dari dalam kitab suci
berupa firman-firman tentang keesaan Allah dan kebangkitan Rasul. Sedangkan
orang yang berada di jalan Allah (jalan yang lurus) disebut sabilillah.
Melalui pendengaran, penglihatan, dan
pikiran, manusia dapat memperoleh hidayah (sabil) Allah. Maka Allah
(Al-Insaani: 2) melengkapi manusia dengan alat indra berupa penglihatan dan
pendengaran. Tuhan hendak menunjukkan kepada manusia akan bukti-bukti kewujudan-Nya
dan keberadaan-Nya. Melalui penglihatan terhadap penciptaan manusia dan alam
semesta, petunjuk-petunjuk tersebut diperoleh sehingga pikirannya merasa jelas
dan terang untuk mengimani-Nya. Namun pada kenyataannya bahwa terhadap
pemberian Allah tersebut, sebagian manusia ada yang bersyukur (bahagia) dan ada
pula yang kafir (ingkar). Kembali lagi, semuanya ada pada pilihan manusia itu
sendiri terhadap hidayah atau pun petunjuk yang diterimanya. Ingin berada di
jalan yang lurus atau ingin berada di jalan penuh kesesatan.
Yaa
Allah, tunjukilah jalan yang lurus melalui hidayah dan taufik dari-Mu. Jalan
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka
yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.
Aamiin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar