Manusia

Pencari Cahaya

Assalamu'alaikum...

Assalamu'alaikum...

Kamis, 02 Januari 2014

1 Hari 1 Ayat | QS. Al-Insaani (76): 2

Setetes Keajaiban...




إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَاهُ سَمِيعًا بَصِيرًا      
( ٢  ) 

Terjemahan:
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur[1] yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat."
 (QS. Al-Insaani (76): 2)

[1]. Maksudnya: bercampur antara benih lelaki dengan perempuan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala memulainya dengan penyebutan penciptaan manusia dari nuthfah (hasil pembuahan antara sel telur lelaki dan wanita) yang bercampur. Dengan kekuasaan, kelembutan dan hikmah-Nya, Allah menciptakannnya melalui beberapa fase; mengalihkannya dari keadaan satu ke keadaan berikutnya, sampai akhirnya proses penciptaan tersebut tuntas, bentuk dan  rupanya sempurna. Selanjutnya, Allah mengeluarkannya sebagai manusia yang sempurna, bisa mendengar lagi melihat. Sungguh Allah Maha Kuasa dan Maha Menciptakan.

Ayat ini menerangkan unsur-unsur yang membentuk manusia (setelah lewatnya masa ciptaan pertama) yakni bahwa manusia diciptakan dari sperma (nutfah) laki-laki dan ovum perempuan yang bercampur. Berasal dari sulbi laki-laki dan tulang-tulang dada perempuan dan keluar secara berpancaran. Hal ini bisa dilihat dari penjelasan surat At-Thaariq (86) ayat 6-7, yaitu “(6) Dia diciptakan dari air yang dipancarkan, (7) yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.”

Maka yang dimaksud dengan "amsyaj" (bercampur) dalam ayat ini ialah bercampurnya sperma laki-laki yang berwarna keputih-putihan dengan sel telur perempuan yang kekuning-kuningan. Campuran itulah yang menghasilkan segumpal darah ('alaqah) kemudian segumpal daging (mudgah), lalu tulang belulang yang dibungkus dengan daging, dan seterusnya, sehingga setelah 9 bulan dalam rahim ibu lahirlah bayi yang sempurna. 

Penjelasan tersebut juga dapat ditemukan dalam surat Al-mu’minuun (23) ayat 12-14: “(12) Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. (13) Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). (14) Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

Lalu Allah mengujinya dengan membebankan kepadanya berupa perintah dan larangan. Hal ini Allah bermaksud dalam penciptaan manusia adalah untuk menjunjung risalah Allah di atas dunia ini. Karena kelahiran manusia pada akhirnya bertujuan sebagai penjunjung amanat Allah, maka kepadanya dianugerahkan pendengaran, penglihatan yang memungkinkan dia menyimak dan menyaksikan kebesaran, kekuasaan dan besarnya nikmat Allah. Manusia dianugerahi, pendengaran dan akal pikirannya itu, sebagai bukti tentang kekuasaan Allah SWT. Disebutkan secara khusus pendengaran, penglihatan, karena keduanya adalah indra yang paling berfungsi mengamati ciptaan Allah yang membawa manusia mentauhidkan-Nya. Subhanallah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar