Charity is Beautiful…
Terjemahan: “Orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa
yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak
menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan
mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih
hati.” (QS. Al-Baqarah (2): 262)
Ayat di atas menjelaskan tentang
persyaratan berlaku derma yang dapat mendatangkan pahala besar, yaitu diberikan
untuk di jalan Allah, tidak diungkit-ungkit kembali pemberiannya, dan tidak
diikuti dengan ucapan atau perbuatan yang menyakitkan hati penerimanya.
Allah juga member perumpamaan bagi
orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah karena ingin memperoleh
keridhoan-Nya. Perumpamaan tersebut diterangkan dalam surat Al-Baqarah ayat
261.
“Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[5]
adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap
bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
[5]. Pengertian menafkahkan harta
di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan
perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain.
Diumpamakan seperti menanam sebutir benih
di tanah yang subur lalu benih itu tumbuh menjadi tujuh tangkai dan setiap
tangkainya membuahkan seratus biji. Lalu Allah akan melipatgandakan pahalanya
dengan tujuh ratus kali lipat dari satu kebaikan yang pernah dilakukan.
Subhanallah…
Allah mempertegas kepada orang-orang yang
beriman agar tidak menghilangkan pahala sedekahnya dengan cara menyebut-nyebut
kembali pemberiannya serta menyakiti perasaan dan hati orang yang menerimanya
karena hal tersebut sama halnya dengan mendermakan hartanya dengan tujuan riya
kepada manusia agar mereka mengetahui dan memuji kedermawanannya. Sikap seperti
itu diibaratkan seperti debu yang menempel di atas permukaan batu yang licin,
kemudian batu tersebut ditipa hujan lebat, maka debu itu akan lenyap dari
permukaan batu tersebut. Orang yang demikian tersebut berarti tidak bisa
memetik buah dari amalnya, baik di dunia maupun di akhirat.
Di samping memperoleh pahala yang besar,
Allah juga memberikan jaminan yang amat mulia, yaitu mereka tidak khawatir
dalam menghadapi berbagai macam cobaan di akhirat nanti dan tidak bersedih hati
atas kehidupan dunia yang akan ditinggalkannya. Seseorang akan memperoleh
kebajikan, jika mereka telah menafkahkan sebagian hartanya sebagaimana
ditegaskan Allah dalam surat Ali Imran ayat 92.
“Kamu tidak memperoleh kebajikan sebelum
kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.”
Hal ini juga berhubungan dengan sifat
pemurah, yaitu suka memberi atau membantu dan menolong orang lain. Bantuan atau
pertolongan itu dapat berupa harta benda, tenaga, ataupun pikiran. Sifat
pemurah seseorang dapat terlihat dalam sikapnya sehari-hari, ia tidak segan-segan
memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, baik diminta atau tidak. Rasulullah
saw. bersabda:
“Jagalah dirimu dari api neraka dengan cara
bersedekah walaupun hanya dengan sebutir kurma, barangsiapa yang tidak dapat
melakukannya aka dengan kata-kata yang baik.” (HR. Muttaqaf alaihi)
Subhanallah, sungguh Allah Maha Pemurah,
maka sebagai bukti rasa cinta kita kepada-Nya kita harus berusaha menjadi orang
yang pemurah hati. Because charity is beautiful… J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar