Manusia

Pencari Cahaya

Assalamu'alaikum...

Assalamu'alaikum...

Senin, 20 Januari 2014

1 Hari 1 Ayat | QS. Al-Baqarah (2): 262


Charity is Beautiful… 






Terjemahan: “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah (2): 262)

Ayat di atas menjelaskan tentang persyaratan berlaku derma yang dapat mendatangkan pahala besar, yaitu diberikan untuk di jalan Allah, tidak diungkit-ungkit kembali pemberiannya, dan tidak diikuti dengan ucapan atau perbuatan yang menyakitkan hati penerimanya.

Allah juga member perumpamaan bagi orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah karena ingin memperoleh keridhoan-Nya. Perumpamaan tersebut diterangkan dalam surat Al-Baqarah ayat 261.
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[5] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
[5]. Pengertian menafkahkan harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain.

Diumpamakan seperti menanam sebutir benih di tanah yang subur lalu benih itu tumbuh menjadi tujuh tangkai dan setiap tangkainya membuahkan seratus biji. Lalu Allah akan melipatgandakan pahalanya dengan tujuh ratus kali lipat dari satu kebaikan yang pernah dilakukan. Subhanallah…

Allah mempertegas kepada orang-orang yang beriman agar tidak menghilangkan pahala sedekahnya dengan cara menyebut-nyebut kembali pemberiannya serta menyakiti perasaan dan hati orang yang menerimanya karena hal tersebut sama halnya dengan mendermakan hartanya dengan tujuan riya kepada manusia agar mereka mengetahui dan memuji kedermawanannya. Sikap seperti itu diibaratkan seperti debu yang menempel di atas permukaan batu yang licin, kemudian batu tersebut ditipa hujan lebat, maka debu itu akan lenyap dari permukaan batu tersebut. Orang yang demikian tersebut berarti tidak bisa memetik buah dari amalnya, baik di dunia maupun di akhirat.

Di samping memperoleh pahala yang besar, Allah juga memberikan jaminan yang amat mulia, yaitu mereka tidak khawatir dalam menghadapi berbagai macam cobaan di akhirat nanti dan tidak bersedih hati atas kehidupan dunia yang akan ditinggalkannya. Seseorang akan memperoleh kebajikan, jika mereka telah menafkahkan sebagian hartanya sebagaimana ditegaskan Allah dalam surat Ali Imran ayat 92.
Kamu tidak memperoleh kebajikan sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.

Hal ini juga berhubungan dengan sifat pemurah, yaitu suka memberi atau membantu dan menolong orang lain. Bantuan atau pertolongan itu dapat berupa harta benda, tenaga, ataupun pikiran. Sifat pemurah seseorang dapat terlihat dalam sikapnya sehari-hari, ia tidak segan-segan memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, baik diminta atau tidak. Rasulullah saw. bersabda:
Jagalah dirimu dari api neraka dengan cara bersedekah walaupun hanya dengan sebutir kurma, barangsiapa yang tidak dapat melakukannya aka dengan kata-kata yang baik.” (HR. Muttaqaf alaihi)

Subhanallah, sungguh Allah Maha Pemurah, maka sebagai bukti rasa cinta kita kepada-Nya kita harus berusaha menjadi orang yang pemurah hati. Because charity is beautiful… J







Selamat Berbagi, Selamat Bersedekah! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar