LOVE....
Terjemahan:
“Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.”
[QS. Ali-Imran (3): 31]
Menurut sebagian ulama, iman
tanpa cinta tidaklah berarti apa-apa. Sebab amalan taat itu hadir sebab rasa
cinta di dalam hati seseorang. Karenanya cinta kepada Allah, Rasul-Nya,
kitab-Nya adalah wajib. Sehingga cinta menjadi syarat keimanan seseorang.
Rasulullah bersabda, “Salah satu dari kalian tidaklah beriman hingga mencintai
Allah dan Rasulnya melebihi cinta terhadap yang lainnya.”*
Perbuatan mencintai itu ibarat
sebuah pohon (tanaman), mencintai Tuhan itu adalah akar, kemudian mencintai
makhluk itu adalah batang pohon, tangkai, daun, bunga, dan buahnya. Kalaulah
akar ditebas, maka semua bagiannya tidaklah bisa hidup. Tetapi jika akar itu
dirawat, dijaga, dan disirami tentulah semua yang menyertainya akan menjadi
subur dan menghijau. Karenanya jika seseorang itu benar-benar mencintai Allah
maka secara otomatis ia mencintai semua makhluk-Nya. Sebab, semua yang ada di
dunia ini muasalnya dari Kehendak Ilahi.*
*Rabiah al-Adawiyah berdoa:
“Allah, jika aku mencintai-Mu
lantaran aku takut akan api neraka-Mu, dan menginginkan kenikmatan akan
surga-Mu, maka lemparlah sekarang juga aku ke neraka-Mu, dan jauhkan aku dari
surga-Mu. Namun, bila aku mencintai-Mu karena hanya Engkau yang patut dicintai,
maka jangan Engkau tutup ta’bir-Mu untuk diriku.”
Ketahuilah bahwa tumbuhnya cinta
kepada Allah haruslah didorong oleh kekuatan ma’rifat yang semakin luas, jika
hati ma’rifat maka ia akan mengusai. Yaitu mengendalikan sifat-sifat yang
membinasakan (ujub, riya, dengki, dendam, dsb.). Keadaan hati itu juga seperti ladang
atau sawah yang hendaknya sebelum ditaburi benih, terlebih dahulu dibersihkan
dari tumbuhan yang bisa mengganggu tumbuhnya benih tersebut. Agar kelak benih
yang ditanam itu (ma’rifat) bisa berubah menjadi mahabbah atau cinta.*
Dari ayat di atas, Allah juga
menyeru untuk bertaubat bagi hamba-hamba-Nya yang mecintai-Nya, karena
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Rasulullah bersabda:
“Jika seorang hamba berbuat dosa
dan benar-benar bertobat kepada Allah SWT, Dia menerima setiap kebaikan yang
telah dilakukannya dan mengampuni setiap dosa yang pernah diperbuatnya. Setiap
dosanya berarti sebuah derajat di surga dan Allah berikan atas setiap
kebaikannya sebuah istana di surga. Allah akan menikahkannya dengan
bidadari.”**
*Dari Abu Darda’ (diriwayatkan
Abu Naim), Rasulullah pernah berdoa:
“Duhai Allah, karuniai aku rezeki
yang mencintai-Mu
dan mencintai orang-orang yang
mencintai-Mu
serta mencintai apa yang
menghantarkan aku untuk mencintai-Mu.
Allah, jadikanlah mencintai-Mu itu lebih kusukai daripada air dingin.”
Allah, jadikanlah mencintai-Mu itu lebih kusukai daripada air dingin.”
**
Di antara mereka ada yang menyembunyikan rasa cinta
Di antara mereka ada yang menyembunyikan rasa cinta
Ia menjaga keluhan lisan dan
memutusnya
Di antara mereka ada yang
berterus terang
Bila dicela, “Tak usahlah
mencela!” ia bilang
Bukankah hatiku memang tempat
ujian-Nya?
Bagaimana mungkin ia tersembunyi
padahal telah nyata?
Di manakah para pencinta dan yang
mencintai mereka?
Di manakah yang mencerai dan
menyatu asa
Tangisan menghiasi mata mereka
Sungguh indah mata cinta saat
menitikkan air mata
Mereka selalu terjaga, dan itulah
keinginan hamba,
Kala yang lain tertidur lelap
menutup mata
Di pintu itu mereka tumpahkan
ratapan
Sebuah tangisan yang berguna jika
tanpa kemunafikan
Air mata itu melindungi mereka
‘Tuk member syafaat, air mata
“penghamba” tentu bisa.
*baca:
Samudera Ma’rifat (Imam Abu Hamid
al-Ghazali): 261
Tidak ada komentar:
Posting Komentar