Manusia

Pencari Cahaya

Assalamu'alaikum...

Assalamu'alaikum...

Rabu, 29 Januari 2014

1 Hari 1 Ayat | QS. Ali-Imran (3): 31


LOVE....



Terjemahan:
Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[QS. Ali-Imran (3): 31]

Menurut sebagian ulama, iman tanpa cinta tidaklah berarti apa-apa. Sebab amalan taat itu hadir sebab rasa cinta di dalam hati seseorang. Karenanya cinta kepada Allah, Rasul-Nya, kitab-Nya adalah wajib. Sehingga cinta menjadi syarat keimanan seseorang. Rasulullah bersabda, “Salah satu dari kalian tidaklah beriman hingga mencintai Allah dan Rasulnya melebihi cinta terhadap yang lainnya.”*

Perbuatan mencintai itu ibarat sebuah pohon (tanaman), mencintai Tuhan itu adalah akar, kemudian mencintai makhluk itu adalah batang pohon, tangkai, daun, bunga, dan buahnya. Kalaulah akar ditebas, maka semua bagiannya tidaklah bisa hidup. Tetapi jika akar itu dirawat, dijaga, dan disirami tentulah semua yang menyertainya akan menjadi subur dan menghijau. Karenanya jika seseorang itu benar-benar mencintai Allah maka secara otomatis ia mencintai semua makhluk-Nya. Sebab, semua yang ada di dunia ini muasalnya dari Kehendak Ilahi.*

*Rabiah al-Adawiyah berdoa:
Allah, jika aku mencintai-Mu lantaran aku takut akan api neraka-Mu, dan menginginkan kenikmatan akan surga-Mu, maka lemparlah sekarang juga aku ke neraka-Mu, dan jauhkan aku dari surga-Mu. Namun, bila aku mencintai-Mu karena hanya Engkau yang patut dicintai, maka jangan Engkau tutup ta’bir-Mu untuk diriku.”

Ketahuilah bahwa tumbuhnya cinta kepada Allah haruslah didorong oleh kekuatan ma’rifat yang semakin luas, jika hati ma’rifat maka ia akan mengusai. Yaitu mengendalikan sifat-sifat yang membinasakan (ujub, riya, dengki, dendam, dsb.). Keadaan hati itu juga seperti ladang atau sawah yang hendaknya sebelum ditaburi benih, terlebih dahulu dibersihkan dari tumbuhan yang bisa mengganggu tumbuhnya benih tersebut. Agar kelak benih yang ditanam itu (ma’rifat) bisa berubah menjadi mahabbah atau cinta.*

Dari ayat di atas, Allah juga menyeru untuk bertaubat bagi hamba-hamba-Nya yang mecintai-Nya, karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Rasulullah bersabda:
Jika seorang hamba berbuat dosa dan benar-benar bertobat kepada Allah SWT, Dia menerima setiap kebaikan yang telah dilakukannya dan mengampuni setiap dosa yang pernah diperbuatnya. Setiap dosanya berarti sebuah derajat di surga dan Allah berikan atas setiap kebaikannya sebuah istana di surga. Allah akan menikahkannya dengan bidadari.”**

*Dari Abu Darda’ (diriwayatkan Abu Naim), Rasulullah pernah berdoa:
Duhai Allah, karuniai aku rezeki yang mencintai-Mu
dan mencintai orang-orang yang mencintai-Mu
serta mencintai apa yang menghantarkan aku untuk mencintai-Mu.
Allah, jadikanlah mencintai-Mu itu lebih kusukai daripada air dingin
.”

** 
Di antara mereka ada yang menyembunyikan rasa cinta
Ia menjaga keluhan lisan dan memutusnya
Di antara mereka ada yang berterus terang
Bila dicela, “Tak usahlah mencela!” ia bilang
Bukankah hatiku memang tempat ujian-Nya?
Bagaimana mungkin ia tersembunyi padahal telah nyata?
Di manakah para pencinta dan yang mencintai mereka?
Di manakah yang mencerai dan menyatu asa
Tangisan menghiasi mata mereka
Sungguh indah mata cinta saat menitikkan air mata
Mereka selalu terjaga, dan itulah keinginan hamba,
Kala yang lain tertidur lelap menutup mata
Di pintu itu mereka tumpahkan ratapan
Sebuah tangisan yang berguna jika tanpa kemunafikan
Air mata itu melindungi mereka
‘Tuk member syafaat, air mata “penghamba” tentu bisa.


*baca: Samudera Ma’rifat (Imam Abu Hamid al-Ghazali): 261
**baca: Air Mata Cinta Pembersih Dosa (Ibn al-Jawzî)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar