Manusia

Pencari Cahaya

Assalamu'alaikum...

Assalamu'alaikum...

Selasa, 28 Januari 2014

1 Hari 1 Ayat | QS. An-Nahl (16): 96


Be Patient... ^_^





Terjemahan:
Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
[QS. An-Nahl (16): 96]

Kesabaran adalah sifat yang terpancar karena keimanan seseorang. Yang dimaksud dengan sabar yaitu sabar dalam kebaikan. Nyatalah bahwa sabar adalah perbuatan yang sangat baik (mulia) dan posisinya dalam syariat sangatlah urgen. Bahkan disebutkan secara bersama-sama dengan rukun Islam. Karenanya, Rasulullah saw. bersabda:
Sabar itu sebagian dari iman.”
Pada saat lain Rasulullah saw. juga bersabda:
Sabar adalah satu simpanan dari beberapa simpanan surga.”
Diriwayatkan bahwa Allah berfirman kepada Nabi Dawud as.:
Berakhlaklah seperti Akhlak-Ku, sesungguhnya termasuk Akhlak-Ku adalah bahwa Aku Maha Sabar.”


Ali bin Abi Thalib ra. berkata,
Islam itu didirikan atas empat tiang, yaitu iman, sabar, jihad, dan adil.
Ia kemudian menambahkan bahwa iman dan sabar itu seperti kepala dan tubuh manusia. Tidak akan bermakna tubuh jika tanpa kepala. Dan tidak bermakna kepala tanpa adanya pikir (akal).

Pernah juga suatu ketika Umarbin Khattab menulis surat kepada Abu Musa al-Asy’ari dengan wasiat sebagai berikut:
Hendaklah kamu bersabar, dan ketahuilah bahwa sabar itu ada yang lebih utama yaitu ketika engkau terkena musibah. Lebih utama lagi (paling utama) jika engkau sabar dari mencegah sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT. Ingatlah bahwa sabar adalah tiang dari iman. Taqwa adalah sebaik-baiknya kebaikan, dan taqwa itu harus dilakukan dengan penuh kesabaran.”

Abu Darda berkata, “Puncaknya iman adalah sabar pada ketentuan Allah dan rela akan ketentuan-Nya.” Yang dimaksud dengan “rela” adalah menerima semuanya dari Allah. Yang dimaksud dengan menerima di sini adalah tetap adanya usaha (khasb). Karenanya, sabar sering terkait dengan makna syukur. Karena menerima dengan sabar berarti juga mensyukuri nikmat dari Allah.

Ketahuilah, sabar adalah kesatuan yang tak terpisahkan dengan ilmu, hal ihwal, dan amaliyah. Sebab, kesabaran akan terwujud bila seseorang telah berbuat (adanya amaliyah), dan buah dari amaliyah adalah sabar itu sendiri. Seperti buah, maka sabar adalah isinya (dagingnya). Hanya manusialah yang memiliki sifat sabar, sedangkan binatang tidak, karena kekurangannya. Begitu pula malaikat, tidak dibekali pula sifat sabar, karena kelebihannya (kesempurnaannya).

Ketahuilah kesabaran yang paling utama adalah kesabaran yang mengarah pada ihwal agama, misalnya sabar menahan gejolah hawa nafsy serta sabar menjalankan kewajiban dan fadilah-fadilah sunnah. Juga sabar menahan nafsu perut dan kelamin agar kita mencapai derajat iffah (menyayangi/memelihara diri). Atau bisa jadi sabar menahan dari sesuatu yang kita sukai maupun tidak kita sukai.

Sabar dalam menghadapi suatu musibah bisa kita lakukan dengan tidak banyak berkeluh kesah...
Sabar terhadap harta benda tidak membuat kita sombong dan kikir atau takut miskin...
Sabar dalam jihad qital (peperangan) tidak gentar menghadapi musuh...
Sabar dalam menghadapi cercaan, hinaan, fitnah, dengki, dan semacamnya adalah berlapang dada...

Sabar saat menghadapi hidup yang berlimpah untuk memanjakan tubuh yaitu zuhud...
Dan sabar untuk menerima sesuatu yang sedikit yaitu qanaah...


*baca: Samudera Ma’rifat (Imam Abu Hamid al-Ghazali)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar