Manusia

Pencari Cahaya

Assalamu'alaikum...

Assalamu'alaikum...

Senin, 27 Januari 2014

1 Hari 1 Ayat | QS. Yunus (10): 105

Sincere...




Terjemahan:
dan (aku telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik.”

[QS. Yunus (10): 105]


Ketahuilah bahwa segala perbuatan itu tergantung pada niatnya. Dan niat tidak akan diterima bila ia tida ikhlas. Ikhlas mempersembahkan dengan segenap hati hanya kepada Allah, dan tidak ada maksud setelah atau sebelum itu. Dalam firman Allah telah dijelaskan banyak sekali hal-hal yang terkait dengan ikhlas itu, seperti ayat yang di atas.

Dari al-Hasan r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda dalam hadits qudsi: 
Allah berfirman, ikhlas adalah suatu rahasia dari rahasia-Ku yang kutitipkan kepada hati orang yang Kucintai.”

Ali bin Abu Thalib mengatakan, “Janganlah kalian memperhatikan amal yang sedikit, namun perhatikanlah bagaimana caranya agar diterima (walau sedikit itu). Sebab Rasulullah bersabda, Ikhlaskanlah amalmu, pasti amal yang sedikit itu mencukupimu.”

Ini membuktikan bahwa perbuatan yang sedikit disertai dengan niat yang tulus (ikhlas) dan tanpa pamrih ini lebih utama daripada perbuatan yang banyak akan tetapi tidak disertai dengan ikhlas, maka akan sia-sia juga amalan itu.*

Ketahuilah bahwa:
ilmu adalah benih,
amal adalah tanamannya,
niat adalah tanahnya,
dan
ikhlas adalah airnya.
Jika kita mengharapkan kelak tanaman ini bisa dipanen atau memetik buahnya maka keempat unsur itu jangan sampai ada yang dilalaikan. Sebab satu sama lain adalah saling mengikat dan membutuhkan dalam penanaman.*

Hakikatnya…
Ketahuilah bahwa segala sesuatu yang dicampur atau tercampuri, maka ia akan menjadi imitasi atau hilanglah kemurniannya. Perbuatan menjaga sesuatu dari campuran, atau memelihara kemurnian inilah yang dimaksud dengan ikhlas. Ia berlawanan dengan tasyrik (persekutuan). Karenanya barangsiapa yang beramal dengan tidak ikhlas maka ia berarti menyekutukan-Nya. Namun, ikhlas dalam pengertian tasyrik ini ada tingkatan-tingkatan. Tasyrik yang dimaksud dengan syariat itu adalah hal yang nampak sekali (bahkan terang-terangan, yang lebih disebut syirik) dan menampakkan permusuhannya. Sementara tasyrik yang kaitannya dengan ikhlas adalah lebih kepada tercampurnya sesuatu atas kemurniannya sesuatu. Ia tersembunyi dan sublim di dalam hati.*

Sudah seperti yang disebutkan dalam ayat di atas, yaitu janganlah termasuk orang-orang yang musyrik atau yang menyekutukan Allah. Menduakan niat suci dengan diiringi niat yang tidak baik.

Ketahuilah bahwa ikhlas dan tasyrik itu keluar masuk dalam dada seseorang, sebab keduanya memang terletak di dalam hati. Seorang yang bersedekah dengan harapan agar orang memujinya maka ia sudah melakukan riya’ (pamer), dan sifat riya’ ini adalah tasyrik yang berlawanan dengan hati. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya kelak di hari kiamat orang yang riya’ itu dipanggil dengan empat sebutan: Wahai orang riya’, wahai orang penipu, wahai orang musyrik, dan wahai orang kafir.”

Ketahuilah bahwa ikhlas itu adalah termasuk perbuatan yang sulit dilakukan, sebab hawa nafsu yang mengelilingi hati manusia. Maka cara yang paling efektif adalah melupakan semua isi dunia saat hendak beribadah kepada Allah. Sebab sesungguhnya manusia paling tidak kuasa menerima pujian orang lain.*


Ikhlas adalah tidak melihat ikhlas…
*baca: Samudera Ma’rifat (Imam Abu Hamid al-Ghazali) hal. 276

Tidak ada komentar:

Posting Komentar